/sastra/katalog/judul/judul.inx.php
Jayalêngkara Wulang, British Library (MSS Jav 24), 1803, #1035 | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Katalog # | : | 1035 | ||||||||||
Jumlah kata | : | 68.926 | ||||||||||
Koleksi (digital) :
| ||||||||||||
Ikhtisar : Tersebutlah sebuah negeri bernama Sonyawibawa. Rajanya berjuluk Prabu Sri Bathara Santagnyana. Suatu kali, Sang Prabu meminta putranya, Radèn Jayalêngkara, agar mau menggantikan sebagai raja. Alih-alih menampik, Jayalêngkara memilih untuk berkelana, meninggalkan negerinya. Di tengah perjalanan, Jayalêngkara bersua seorang pemuda bangsawan (putra Patih Sonyawibawa) bernama Raden Sujalma . Keduanya sepakat berkelana bersama, menyambangi berbagai pertapaan, menuntut ilmu pada para resi utama. Hingga berkeluarga, bersama istri dan rombongan masing-masing, keduanya kian giat memperdalam ilmu yang telah mereka dapatkan. Suatu kali datang kabar, Sonyawibawa akan diserbu negeri-negeri saingan, yakni Singasari, Pringgabaya, Wisantara, Tumasik, dan Sonyalaba. Jayalêngkara beserta istri memutuskan untuk pulang kampung, membela negerinya. Bala-tentara Sonyawibawa akhirnya berjaya, dan Jayalêngkara pun didudukkan sebagai raja baru di Sonyawibawa bergelar Maharaja Surya Dipaningrat.Disalin dalam metrum macapat oleh Trunawisêstra (Pupuh 94.9.2) dari Purwarêja (Pupuh 1.6.9) pada 22 Rêjêb AJ 1730 atau 7 November 1803 (Pupuh 1.6.2–5), naskah ini ditulis sebagai persembahan bagi Kangjêng Sultan Ngayogya (Pupuh 1.4.8–10). Sultan yang dimaksud, seturut periode penyalinannya, adalah Sultan Hamêngkubuwana II (bertakhta 1792–1810, 1811–12, dan 1826–8). Sembari meminta maaf atas segala kesalahan dalam tulisannya, si penulis menjelaskan bahwa teks asli yang disalinnya bukanlah karangan seorang sastrawan yang paham aturan [tembang macapat], melainkan karangan seorang santri yang berniat mengharumkan nama dirinya (Pupuh 94.9). Dihaturkan maaf pula bahwa linitempo cerita ini hanya sampai penobatan Jayalêngkara sebagai ratu di negeri Sonyawibawa, dan kelak akan dilanjutkan dalam cerita "Sukma Ngumbara". Kisah Jayalêngkara berisi 94 pupuh, 2.626 bait, 18.294 gatra, dan mencakup 65.746 kata (berdasarkan bait). Kepatuhan naskah terhadap aturan tembang macapat, tinggi. Variasi (atau salah aturan) dari guru wilangan terbilang sedikit, hanya 122 dari 18.294 gatra (0,7%) dan 5 guru lagu. Terdapat pula variasi aturan guru wilangan dan guru lagu yang konsisten dalam pupuh Pocung (Pupuh 10, 17) dan Wirangrong (Pupuh 9). |
Deskripsi
Judul | ||
Lain | : | Jayalêngkara Wulang |
Tipe | : | Naskah |
Bentuk | : | Tembang |
Bahasa | : | Jawa |
Aksara | : | Jawa |
Penyusun | ||
Peran | : | Penyalin (Darmi nurat pun) |
Nama | : | Trunawisêstra |
Tempat | : | Purwarêja |
Tanggal | : | Soma (Sênèn) Pon rolikur (22) Rajab (Rêjêb) Jimakhir: sèwu pitungatus tigang dasa (AJ 1730). Tanggal Masehi: Senin 7 November 1803. |
Jilid | ||
Halaman | : | 408 (204 folio). |
Gambar | : | Pembingkai beriluminasi dengan warna dan emas, termasuk pembingkai ganda pada ff. 2v–3r, ff. 30v–31r, ff. 171v–172r (belum selesai), dan ff. 203v–204r (belum selesai), serta berbagai pembingkai setengah halaman lainnya. |
Sumber | ||
Katalog | : | British Library MSS Jav 24 Digital |
Ukuran | : | 325 x 200 mm., 17 baris per halaman. |
Kertas | : | Belanda, watermark: D & C Blauw, Pro Patria. Lihat deskripsi di: British Library. |
Penomoran | : | ff. i–vii + ff. 1–204 + ff. viii–xiv. |
Digitalisasi | ||
Tanggal | : | 2022-01-12 |
Sumber dari | : | British Library MSS Jav 24 Digital |
Pemindaian | : | British Library |
Pengalihaksaraan | : | Yayasan Sastra Lestari |
Pengetikan | : | Yayasan Sastra Lestari |