/sastra/katalog/judul/judul.inx.php
Cênthini, H. Buning, 1922, #105 | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Katalog # | : | 105 | ||||||||||
Jumlah kata | : | 38.574 | ||||||||||
Koleksi (digital) :
| ||||||||||||
Ikhtisar : Jilid pertama, yang ditulis dalam aksara dan tembang macapat Jawa, diterbitkan oleh H. Buning pada tahun 1922 berdasarkan Sêrat Cênthini (Pisungsung), bagian dari Sêrat Cênthini (Kadipaten) yang dianggap edisi induk dari cerita Cênthini. Komposisi Cênthini (Kadipaten) diawasi oleh putra mahkota Surakarta (kemudian Pakubuwana V, bertakhta 1820–23) pada tahun 1815. Kemudian sebagian dari Cênthini (Kadipaten) ini, yang disebut sebagai Cênthini (Pisungsung), dikompilasi menjadi delapan jilid oleh Pakubuwana VII (1796–1858, bertakhta 1830–58) pada tahun 1847 dan dipersembahkan kepada Ratu Belanda.Jilid pertama Buning, dan kemungkinan jilid- jilid berikutnya, tampaknya mulai diterbitkan sejak tahun 1910, sebagaimana tercantum dalam iklan di Alamak Buning tahun tersebut. Iklan tersebut menyebutkan bahwa izin untuk menerbitkan naskah Cênthini (Pisungsung) diberikan oleh Sasradiningrat IV (1847–1925), Patih Surakarta (1890–1916) (lihat: Almanak, H. Buning, hlm. 379). Pada periode ini, Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen mengatur agar Cênthini (Pisungsung) ditranskripsi ke dalam aksara Latin oleh Soeradipoera, yang diterbitkan antara tahun 1912 dan 1915 dalam empat jilid, masing-masing berisi dua jilid dari naskah asli yang terdiri dari delapan jilid (Cênthini, Soeradipoera). Sementara Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen menangani transkripsi Latin, Buning mungkin mempersiapkan edisi cetak dalam aksara Jawa pada waktu yang bersamaan. Namun, belum jelas apakah penerbitan ini direncanakan secara bersamaan, dan apakah Buning menerbitkan semua delapan jilid, karena hanya jilid pertama yang tersedia pada saat digitalisasi. Jilid pertama edisi Buning ini berisi 36 pupuh, 1.465 bait, 10.318 gatra, dan sekitar 37.989 kata (berdasarkan bait). Jilid ini mencakup 36 pupuh pertama dari edisi Soeradipoera dari Cênthini (Pisungsung) (lihat: Cênthini, Soeradipoera, Pupuh 1.1–36.108), yang juga ditemukan dalam edisi Cênthini (Kadipaten) oleh Kamajaya yang diterbitkan antara tahun 1985 dan 1989 (lihat: Cênthini, Kamajaya, Pupuh 321.29–355.108). Membandingkan jumlah bait dari jilid pertama Buning dengan bagian terkait dalam edisi Sêrat Cênthini (Pisungsung) oleh Soeradipoera, edisi Soeradipoera mengandung 7 bait tambahan (1.465 bait vs. 1.472). Rata-rata kemiripan antara kedua edisi tersebut adalah 93,5% berdasarkan perbandingan bait. Hanya sekitar 10 bait dari edisi Buning yang tidak memenuhi ambang batas kemiripan dengan edisi Soeradipoera. Terlepas dari perbedaan-perbedaan ini, serta perbedaan kecil dalam pilihan kata, edisi Buning dan Soeradipoera hampir identik. |
Deskripsi
Judul | ||
Luar | : | Sêrat Cênthini |
Dalam | : | Sêrat Cênthini |
Lain | : | TJENTINI |
Tipe | : | Terbitan |
Bentuk | : | Tembang |
Bahasa | : | Jawa |
Aksara | : | Jawa |
Jilid | ||
Penerbit | : | N.V. Uitgevers-Mij. H. BUNING |
Tempat | : | Ngayugyakarta |
Tanggal | : | 1922 |
Halaman | : | 226 |
Kosong | : | Kaêcap ing gêdhong pangêcapan |
Sumber | ||
Katalog | : | Yayasan Sastra Lestari #105 Asli |
Digitalisasi | ||
Tanggal | : | 2017-07-20 |
Sumber dari | : | Yayasan Sastra Lestari #105 Asli |
Pengalihaksaraan | : | Yayasan Sastra Lestari |
Pengetikan | : | Yayasan Sastra Lestari |